PENGARUH MASA KERJA TERHADAP KADAR TEMBAGA (Cu) dan NIKEL (Ni) PADA URIN PEKERJA WELL MAINTENANCE Studi Observasional di PT. Pertamina EP ASSET 5 Tarakan Field Tarakan

Abstrak

Pekerjaan well maintenance memiliki risiko bahaya terhadap kesehatan pekerja akibat kegiatan operasional yang berasal dari pekerjaan las atau potong yang bersumber dari gas dan fume (uap), asap las yaitu tembaga (Cu) dan nikel (Ni). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar pengaruh antara masa kerja terhadap kadar tembaga (Cu) dan nikel (Ni) melalui pemeriksaan urin pekerja well maintenance di PT. Pertamina EP Tarakan Field dengan metode spesific gravity. Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian sebanyak 30 pekerja well maintenance diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling yang memenuhi kriteria inklusi. Analisis bivariat dilakukan dengan uji statistik Chi Square dengan derajat kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukan kadar tembaga (Cu) pada urin pekerja well maintenance paling tinggi pada masa kerja > 8 tahun (37%) rata-rata 811,964 ppm dan kadar nikel (Ni) paling tinggi pada masa kerja ≤ 8 tahun (63%) rata-rata sebesar 145,032 ppm. Berdasarkan perhitungan dengan uji statistik diketahui bahwa p = 1,000 > α = 0,05 yang berarti tidak ada pengaruh masa kerja dengan kadar tembaga, dan p = 1,000 > α = 0,05 yang juga berarti tidak ada pengaruh masa kerja dengan kadar nikel (Ni). Dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara masa kerja terhadap kadar tembaga (Cu) dan nikel (Ni).

Kata-kata kunci: masa kerja, tembaga (Cu), nikel (Ni), well maintenance, spesifik gravity

Nama : M. Fahreza Assegaf
NIM : I1A110 211
https://drive.google.com/file/d/0B0nKcOSM59WbNWVXd1FrUVZ5NmM/edit?usp=sharing

Read More | komentar

KAJIAN BEBAN KERJA PERAWAT Studi Kasus di Kampus Unit Rehabilitasi Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum Kalimantan Selatan Periode April-November 2013

ABSTRAK

Perawat Kampus Unit Rehabilitasi (Unitra) Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif (Napza) Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Sambang Lihum dituntut untuk mampu meningkatkan kesehatan klien secara efektif dan efisien sesuai dengan fungsi pelayanan. Namun, perawat mengeluhkan bahwa beban kerja yang dirasakan terlalu berat karena kurangnya jumlah tenaga perawat dan pembagian tugas kerja yang berat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui beban kerja perawat berdasarkan karakteristik perawat (jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan), tugas kerja, lama waktu kerja dan jumlah ideal tenaga perawat Kampus Unitra Napza RSJ Sambang Lihum. Metode penelitian ini menggunakan desain kualitatif dengan 5 orang informan. Data primer dikumpulkan melalui wawancara langsung dengan informan dan data sekunder didapatkan dari bagian administrasi keperawatan masing-masing ruangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perawat wanita memiliki beban kerja lebih berat dibandingkan perawat laki-laki, perawat berumur 36-43 tahun memiliki beban kerja yang lebih berat dibandingkan yang berumur 25-33 tahun, perawat dengan pendidikan terakhir yang lebih rendah akan memiliki beban kerja yang lebih berat dibandingkan dengan pendidikan terakhir yang lebih tinggi. Berdasarkan tugas kerja diketahui jadwal kegiatan perawat yang lebih banyak menyebabkan beban kerja yang lebih berat. Perawat yang bekerja dengan waktu intensif yang lebih lama memiliki beban kerja yang lebih berat. Ruang Detoksifikasi memiliki kelebihan jumlah tenaga perawat, sedangkan Ruang Nilam kekurangan jumlah tenaga perawat menyebabkan beban kerja perawat menjadi lebih berat dan hanya Ruang Safir yang memiliki jumlah perawat yang ideal. Saran dari penelitian ini, yaitu diperlukan manajemen sumberdaya keperawatan yang lebih baik agar beban kerja berkurang.

Kata-kata kunci: beban kerja, perawat, unit rehabilitasi Napza, RSJ Sambang Lihum, manajemen keperawatan

Nama : Helda Rafita
NIM : I1A110060
https://drive.google.com/file/d/0B0nKcOSM59WbNjJSc1J2bDlyeE0/edit?usp=sharing

Read More | komentar

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR PEKERJAAN DENGAN KELUHAN GANGGUAN MUSKULOSKELETAL Studi Observasional pada Pencetak Batubata di Desa Lok Buntar Kecamatan Sungai Tabuk Tahun 2013

Abstrak

Kegiatan pencetakan batubata dalam proses pembuatan batu bata yang secara keseluruhan dilakukan oleh pekerja wanita, dengan postur tubuh pekerja yang tidak alamiah, memerlukan tenaga fisik, dan gerakan yang berulang berisiko menyebabkan terjadinya keluhan gangguan muskuloskeletal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor pekerjaan (postur kerja, frekuensi, durasi, beban, dan genggaman) dengan keluhan gangguan muskuloskeletal pada pencetak batu bata. Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan metode pendekatan cross sectional. Sampel penelitian berjumlah 33 orang dengan menggunakan teknikPurposive Sampling. Penelitian dilakukan di Desa Lok Buntar Kecamatan Sungai Tabuk pada bulan Juni-Oktober 2013. Pengambilan data melalui observasi, pengukuran, dan wawancara. Hasil penelitian didapatkan 18 pencetak batubata (55%) berada pada tingkat risiko ergonomi tinggi dari faktor pekerjaan dan sebanyak 17 pencetak batubata (52%) mengalami keluhan gangguan muskuloskeletal. Analisis chi-square dengan derajat kepercayaan 95% didapatkan pValue=0,024 antara faktor pekerjaan dengan keluhan gangguan muskuloskeletal pada pencetak batubata. Dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara faktor pekerjaan (postur kerja, frekuensi, durasi, beban, dan genggaman) dengan keluhan gangguan muskuloskeletal yang dirasakan para pencetak batubata di Desa Lok Buntar Kecamatan Sungai Tabuk.

Kata-kata kunci: faktor pekerjaan, keluhan gangguan muskuloskeletal, pencetakan batubata.

Nama : Noor Isma Charina
NIM : I1A110 016
https://drive.google.com/file/d/0B0nKcOSM59WbTk51VWRkMXJlMzQ/edit?usp=sharing

Read More | komentar (1)
 
Our Network : PSKM UNLAM | Digital Library | FK UNLAM | UNLAM | Copyright © 2013. RISET KESMAS UNLAM - All Rights Reserved