PENGARUH MASA KERJA DAN KEBIASAAN MINUM TERHADAP SUHU INTI TUBUH PEKERJA DI LINGKUNGAN KERJA PANAS

Abstrak

Bekerja di lingkungan kerja panas mempengaruhi kondisi fisik pekerja tersebut dalam menjalankan tugas yang dibebankan. Apabila kondisi ini dibiarkan dapat menyebabkan dehidrasi, kelelahan dan menimbulkan heat stress. Asupan cairan yang kurang akan berdampak dehidrasi dan peningkatan suhu inti tubuh pekerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh masa kerja dan kebiasaan minum terhadap suhu inti tubuh pekerja di lingkungan kerja panas pada bagian Repair and Maintenance Heavy Equipment di PT. SILO. Penelitian ini menggunakan observasional analitik dengan metode cross sectional. Populasi yang digunakan sebesar 105 orang dengan sampel penelitian yang menggunakan teknik purposive sampling sebanyak 30 responden. Instrumen penelitian ini adalah termometer, lembar isian hasil pengukuran dan lembar kuesioner. Analisis menggunakan uji chi-square dan fisher exact test. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 18 responden (60%) mengalami peningkatan suhu inti tubuh setelah 4 jam terpajan bekerja yang dikategorikan suhu inti tubuh tidak normal (>38o C), sebanyak 17 responden (56,67%) dikategorikan masa kerja lama (≥3 tahun), sebanyak 20 responden (66,67%) dikategorikan kebiasaan minum kurang (<200-300 cc). Hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh masa kerja terhadap suhu inti tubuh pekerja (p: 0,547), dan terdapat pengaruh kebiasaan minum terhadap suhu inti tubuh pekerja pekerja (p: 0,000). Dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh masa kerja terhadap suhu inti tubuh pekerja, tetapi terdapat pengaruh kebiasaan minum terhadap suhu inti tubuh pekerja.

Kata-kata kunci: suhu inti tubuh, masa kerja, kebiasaan minum, lingkungan kerja panas

Nama : Gusti Nurjayanti

NIM : I1A110 011